BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu cabang ilmu
dalam ranah pendidikan, baik dari mulai tingkat SD (Sekolah Dasar), SMP
(Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) bahkan sampai tingkat
Perguruan Tinggi. Dimana Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting
didalamnya. Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan
untuk selalu bersikap ilmiah.
Dalam
berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki
meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda. Orang yang
memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap tujuan komunikasinya
dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang memiliki tingkatan
keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga bukan tujauannya yang
tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.
Keterampilan
berbahasa mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
menulis, dan keterampilan membaca.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari keterampilan berbahasa?
2. Jenis-jenis
keterampilan berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Keterampilan Berbahasa
Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang
cetak atau lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat untuk mendapatkan
informasi.
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532), terampil adalah
cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan mengembangkan manusia,
bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana
diisyaratkan (Suparno, 2001:27)
Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting
bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa
seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
B.
Jenis-jenis
Keterampilan Berbahasa
Tarigan (1990:351) membagi keterampilan berbahasa menjadi empat aspek
yang mana telah kita pelajari sebelumnya dalam beberapa pertemuan kemarin,
empat aspek tersebut, yaitu :
1.
Keterampilan
menyimak
Menyimak adalah keterampilan
memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti
bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan
melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu
kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut.
Ada dua jenis situasi dalam
mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi
mendengarkan secara non interaktif.
Mendengarkan secara interaktif terjadi
dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan
itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas
mendengarkan dan memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang
diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
Kemudian contoh situasi-situasi
mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah
atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan
nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara,
tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika
kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
Ø Menyimpan/mengingat
unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term
memory).
Ø Berupaya
membedakan bunyi-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
Ø Menyadari
adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari
adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
Ø Membedakan
dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
Ø Mengenal
bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).
2.
Keterampilan
berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada
tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif.
Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka
dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara
berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi,
pengulangan atau kita dapat meminta lawan berbicara, memperlambat tempo bicara
dari lawan bicara.
Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam
berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang
tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat
melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya
berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
Ø Mengucapkan
bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
Ø Menggunakan
tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat
memahami apa yang diucapkan pembicara.
Ø Menggunakan
bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
Ø Menggunakan
register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk
sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
Ø Berupaya
agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
3.
Keterampila
membaca
Membaca
adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan
berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang
harus dimiliki oleh pembicara adalah;
Ø Mengenal
sistem tulisan yang digunakan.
Ø Mengenal
kosakata.
Ø Menentukan
kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
Ø Menentukan
makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
Ø Mengenal
kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4.
Keterampilan
menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis
dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara
jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar
menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan
menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis :
Ø Menggunakan
ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
Ø Memilih kata
yang tepat.
Ø Menggunakan
bentuk kata dengan benar.
Ø Mengurutkan
kata-kata dengan benar.
Ø Menggunakan
struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap
orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak orang berusaha
meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis
handal.
Seperti diketahui, menulis itu adalah
sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih sedemikian rupa meningkatkan
kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan, pengetian keterampilan menulis
seringkali menjadi sesuatu yang biasa sehingga banyak yang tidak memahami
pengertian yang sesungguhnya. Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak
yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat. Padahal sebenarnya
pengertian keterampilan menulis itu adalah keterampilan itu sendiri. Artinya,
seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk
dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau
melatih dirinya sehingga terampil. Dengan demikian pengertian keterampilan
menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui
proses pelatihan secara khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan
atau berlatih maka seseorang dapat terampil menulis.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ø Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar
khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih
mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud
Ø Jenis-jenis keterampilan berbahasa ada 4 macam yaitu :
1. Keterampulan Menyimak
2. Keterampilan Berbicara
3. Keterampilan Membaca
4. Keterampilan Menulis
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penataran Guru SD
Setara D II.
Alfin,
Jauharoti, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 1. Surabaya: LAPIS-PGMI.
Binham, Rona. 2012.
Alek dan
Ahmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,Jakarta:Kencana prenada
Media,2010
KETERAMPILAN BERBAHASA
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Tugas :
Mata Kuliah : Bahasa
Indonesia

DisusunOleh:
1. Muhammad Dalhar (
1420320007 )
2. Farid M. Yahya (
1420320023 )
3. Faisal Fuad (
1420320035 )
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH (MBS)
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2014




0 komentar:
Posting Komentar