Setelan

Jumat, 05 Mei 2017

keterampilan berbahasa



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu cabang ilmu dalam ranah pendidikan, baik dari mulai tingkat SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) bahkan sampai tingkat Perguruan Tinggi. Dimana Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting didalamnya. Dengan Bahasa Indonesia sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah.
Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga bukan tujauannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.
Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari keterampilan berbahasa?
2.      Jenis-jenis keterampilan berbahasa


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Keterampilan Berbahasa
Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat untuk mendapatkan informasi.
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532), terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27)
Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.

B.     Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa
Tarigan (1990:351) membagi keterampilan berbahasa menjadi empat aspek yang mana telah kita pelajari sebelumnya dalam beberapa pertemuan kemarin, empat aspek tersebut, yaitu :

1.      Keterampilan menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif.
Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
Ø  Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
Ø  Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
Ø  Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
Ø  Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
Ø  Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).
2.      Keterampilan berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif.
Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara.
Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

     Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
Ø  Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
Ø  Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
Ø  Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
Ø  Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
Ø  Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.

3.      Keterampila membaca
        Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
Ø  Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
Ø  Mengenal kosakata.
Ø  Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan  gagasan utama.
Ø  Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari   konteks tertulis.
Ø  Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

4.      Keterampilan menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis :
Ø  Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
Ø  Memilih kata yang tepat.
Ø  Menggunakan bentuk kata dengan benar.
Ø  Mengurutkan kata-kata dengan benar.
Ø  Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis handal.
 Seperti diketahui, menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih sedemikian rupa meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan, pengetian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang biasa sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat. Padahal sebenarnya pengertian keterampilan menulis itu adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya sehingga terampil. Dengan demikian pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pelatihan secara khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan atau berlatih maka seseorang dapat terampil menulis.



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Ø  Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud
Ø  Jenis-jenis keterampilan berbahasa ada 4 macam yaitu :
1.  Keterampulan Menyimak
2.   Keterampilan Berbicara
3.    Keterampilan Membaca
4.     Keterampilan Menulis


DAFTAR PUSTAKA

                                    Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penataran Guru SD Setara D II.

                        Alfin, Jauharoti, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 1. Surabaya: LAPIS-PGMI.
Binham, Rona. 2012.

                                    Alek dan Ahmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,Jakarta:Kencana prenada Media,2010


KETERAMPILAN BERBAHASA

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia














DisusunOleh:

1.      Muhammad Dalhar                              ( 1420320007 )
2.      Farid M. Yahya                                     ( 1420320023 )
3.      Faisal Fuad                                            ( 1420320035 )


 


PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH (MBS)
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2014

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular

Artikel

Followers

Pembaca

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post (Slider)

Cari Blog Ini

Arsip

Combine

Mubiey

Jual - Beli

Galeri

Kontak

Assalamu'alaikum

selamat datang di blog mubiey semoga bermanfaat bagi pengunjung :-)

email : yahyamubiey@gmail.com
FB : @yahya mubiey
IG : @yahyamubiey

Komentar

Nama

Email *

Pesan *

Recent Posts

Featured Posts

Most Trending

Top 10 Articles

Blog Archive